Senin, 21 April 2014

LJUN 2014 JAUH LEBIH BAIK

LJUN 2014 JAUH LEBIH BAIK


Medan, Kemdikbud – Kualitas lembar jawaban ujian nasional (LJUN) tahun ini diakui jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Bahkan secara kasat mata dapat terlihat bahwa kertas LJUN tahun ini lebih tebal daripada kertas LJUN tahun 2013 lalu. Dengan kualitas kertas yang lebih baik ini, diharapkan proses pemindaian dapat berlangsung dengan cepat dan tanpa kendala berarti.
Anggota tim pemindaian Universitas Negeri Medan (Unimed), Ian Azhari mengatakan hal itu saat ditemui di sela-sela proses pemindaian LJUN di Gedung Serba Guna Unimed, Selasa (15/04/2014). Ia menjelaskan, proses pemindaian sebenarnya tidak memerlukan waktu yang lama. Dalam satu detik, mesin pemindai dapat memindai 2 hingga 3 LJUN. Namun ini hanya bisa dilakukan jika kertas dalam kondisi yang sangat baik.
“Artinya, kertasnya masih bagus, tidak koyak, dan sisa sobekan dari naskah soal tidak berantakan. Itu bisa cepat terpindai,” tutur Ian.
Sayangnya, perlakuan siswa maupun sekolah terhadap LJUN yang disobek dari naskah soal berbeda-beda. Ada yang menggunakan bantuan alat, tetapi ada juga yang disobek langsung. Kondisi ini juga mempengaruhi cara pemindaian. Oleh karena itu, tim pemindaian menggunakan dua jenis mesin, yaitu offscan 19 unit dan scan image 4 unit.
“Jika ada masalah saat pemindaian dengan offscan, kita pindah menggunakan scan image. Konsepnya semua LJUN harus terbaca agar tidak merugikan peserta UN. Jika memang sudah sangat buruk, sehingga sama sekali tidak terbaca, maka kami pindah bulatan siswa,” ungkapnya.
Namun, Ian menuturkan hingga hari kedua UN berlangsung belum ditemukan adanya masalah pemindaian LJUN. Dirinya berharap, pihaknya tidak menemui kendala berarti, karena berkaca dari tahun sebelumnya, jika terjadi masalah pada LJUN, maka ini membuat pekerjaan tambahan untuk timnya. “Jika kondisi kertas tidak baik, seringkali kertas menyangkut pada mesin pemindaian. Jika sudah tersangkut, operator harus hati-hati menarik kertas, agar tidak terkoyak atau bahkan sobek. Tentu ini membutuhkan waktu,” ujar Ian.
Ia menjelaskan LJUN yang terpindai, sistem yang telah didesain oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspekdik) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) merekam bulatan hitam jawaban siswa dan diubah dalam bentuk data digital. Data itulah yang setelah terkumpul seluruhnya akan dikirimkan ke pusat melalui surat elektronik.     
Ian menambahkan, jika target waktu semakin dekat, pihaknya akan menambah jumlah mesin, operator, dan jam kerja. Saat ini timnya bekerja 12 jam yang terbagi dalam 2 shift, yaitu pagi dan malam. Jika dinilai perlu menambah jam kerja, maka pihaknya akan memberlakukan 3 shift, sehingga pekerjaan dapat selesai tepat waktu. “Fleksibel saja. Tapi kami berharap semua berjalan dengan lancar dan sesuai dengan target,” imbuh Ian. (Ratih Anbarini)  

SUMBER KEMDIKBUD
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar